PT Equityworld Futures - Bank Indonesia (BI) mengatakan bahwa peringkat pemeringkatan Indonesia terhadap investment grade atau investment grade dari Standard & Poor's merupakan bukti pencapaian Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan nasional.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan bahwa peringkat investment grade BBB dengan outlook stabil dari S & P melengkapi peringkat investasi Indonesia dari lembaga pemeringkat global lainnya, Fitch di tahun 2011 dan Moody's di tahun 2012. "Prestasi ini merupakan buah kerja sama dan koordinasi sinergis pemerintah, BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan lembaga keuangan lainnya," katanya saat Peluncuran Stabilitas Sistem Keuangan ke 28 Gedung BI, Jakarta, Rabu (20/5/2017). Menurut Agus, setiap lembaga keuangan mampu menunjukkan kinerjanya untuk menjaga ketahanan ekonomi Indonesia, pengelolaan fiskal atau APBN yang sehat, dan mewujudkan kondisi makroekonomi yang memberi ruang bagi pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan. Prestasi lainnya, katanya, hasil Program Penilaian Sektor Keuangan Indonesia (FSAP) hari ini sedang dibahas pada Rapat Dewan Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF). "Kami berharap hasil penilaian tim FSAP dapat sejalan dengan penilaian dan uji stres terhadap kondisi ekonomi dan stabilitas sistem keuangan Indonesia yang dalam kondisi baik, resiliance terhadap shock, dan memiliki risiko sistematis yang rendah. , "Kata Agus. Prestasi ini semakin memperkuat pengakuan dan kepercayaan dunia akan keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan di tengah ketidakpastian global. "Yang terpenting kami akan mengelola kepercayaan dan penilaian positif secara optimal, dan memperbaiki kinerja sektor ekonomi dan keuangan secara sehat demi kesejahteraan dan kemakmuran bangsa," jelas Menteri Pelaksana. Dalam memperkuat stabilitas sistem keuangan, Agus mengakui, BI akan menerapkan lima strategi. Pertama, memperkuat dan memperluas cakupan pemantauan makro prudensial atau pengawasan untuk mengidentifikasi sumber stres sebelumnya. Strategi kedua, memperkuat kerangka manajemen krisis melalui penyelarasan indikator stabilitas sistem keuangan dan hasil pengawasan BI dengan program manajemen krisis nasional. Ketiga, mengidentifikasi dan memantau sistemik dalam menggunakan sistematika neraca. "Keempat, mendukung upaya memperdalam pasar keuangan untuk memperkuat pasar keuangan terhadap guncangan, dan terakhir, memperluas koordinasi dan komunikasi dengan pemerintah, OJK, LPS, DPR untuk mendukung bauran kebijakan yang akan ditempuh BI," jelas Agus. baca equity world : Harga Minyak Brent Turun Meskipun Pemerintah AS Kurangi Pasokan Minyaknya Sementara itu, Deputi Gubernur BI, Erwin Rijanto mengatakan, Indonesia telah mendapatkan peringkat investment grade dari S & P setelah 20 tahun yang lalu. Oleh karena itu penting untuk terus menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan akibat guncangan krisis yang merugikan masyarakat. "Indonesia telah kehilangan nilai investasi dari S & P, dan dapat memperolehnya kembali setelah 20 tahun. Tapi BI yang cukup lama akan terus menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dari krisis berdasarkan mandat UU PPKSK karena penyelamatan krisis pada 1997-1998 menghabiskan Anggaran 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), "kata Erwin. news by pt equityworld futures surabaya
0 Comments
Leave a Reply. |
PT EQUITY WORLD
Equity World Futures Profil Perusahaan Equity World Archives
June 2022
Categories |